
Makna Hari Ibu berakar pada ajaran fundamental tentang penghormatan, kasih sayang, dan pengabdian yang tak terhingga kepada sosok ibu. Kedudukan ibu pada posisi yang sangat tinggi, yang menunjukkan betapa sangat mulianya seorang ibu. Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama dan utama bagi anak-anaknya, yang bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia. Pengorbanan seorang ibu sangat luar biasa, diawali dengan mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, melahirkan, hingga menyusui selama dua tahun. Pengorbanan inilah yang menjadi alasan mengapa kedudukan ibu begitu istimewa. Ibu merupakan prioritas tertinggi dalam hal bakti seorang anak. Berbakti, memuliakan, dan menyenangkan ibu dianggap sebagai salah satu jalan termudah untuk meraih ridha Allah SWT dan surga-Nya. Terkait perayaan Hari Ibu yang bersifat seremonial (seperti tanggal 22 Desember di Indonesia atau Mother’s Day internasional), bahwa perayaan Hari Ibu sebagai sesuatu yang luar biasa, yang diniatkan sebagai bentuk syukur, pengingat akan jasa ibu, dan dorongan untuk berbakti. Hari Ibu adalah momen yang sangat penting untuk mengenang dan menghargai peran ibu yang sangat besar dalam kehidupan kita, mulai dari sebagai teladan, penyejuk hati, hingga penggerak utama perencanaan keuangan keluarga. Hal ini membuat sejarah Hari Ibu memiliki makna yang sangat dalam, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Secara keseluruhan, makna ibu adalah tentang kemuliaan abadi dan kewajiban berbakti tanpa batas waktu, yang penekanannya jauh melampaui perayaan satu hari dalam setahun.
Kedudukan ibu sangat tinggi dan mulia, sering disebut sebagai “malaikat tanpa sayap” karena pengorbanannya. Ibu adalah guru pertama yang menanamkan nilai agama, dan baktinya merupakan amalan paling utama yang mendekatkan diri kepada Allah, bahkan bisa menjadi jalan masuk surga, dengan surga digambarkan berada di bawah telapak kakinya. Ibu adalah pendidik pertama yang membentuk karakter dan keimanan anak, menanamkan akhlak mulia, dan doa ibu sangat mustajab (mudah dikabulkan). Cara Berbakti kepada Ibu antaralain dengan selalu menghormati, mendengarkan nasihat, dan memenuhi permintaan ibu, membantu ibu dalam segala hal sebisa mungkin, berdoa untuk ibu, baik saat masih hidup maupun sudah meninggal, meminta restu atau doa baik dari ibu untuk segala urusan agar berkah.
Sejarah Hari Ibu di Indonesia bermula pada tahun 1928, tepatnya pada tanggal 22 Desember, ketika Kongres Perempuan Indonesia pertama kali digelar di Yogyakarta. Kongres ini menjadi tonggak penting dalam perjuangan hak-hak perempuan di Indonesia. Para perempuan Indonesia pada saat itu berjuang untuk mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki, termasuk dalam bidang pendidikan, politik, dan sosial. Dari sinilah asal-usul perayaan Hari Ibu di Indonesia dimulai. Perjuangan perempuan Indonesia tidak hanya terbatas pada hak individu, tetapi juga melibatkan perjuangan bersama dalam meraih kemerdekaan bangsa. Peran ibu yang tidak hanya dalam keluarga, tetapi juga dalam perjuangan kemerdekaan sangat dihargai.Dengan merayakan Hari Ibu, kita mengingat kembali kontribusi besar perempuan dalam memerdekakan bangsa ini.
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959, yang menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. Keputusan ini merupakan bentuk penghargaan terhadap perempuan Indonesia yang telah berjuang tidak hanya di ranah domestik tetapi juga di ranah publik. Presiden Soekarno memilih tanggal ini karena bertepatan dengan momen bersejarah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama. Alasan memilih tanggal ini sebagai Hari Ibu Nasional adalah untuk memberikan penghormatan kepada para ibu dan perempuan Indonesia yang telah berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan, serta untuk memperkuat posisi perempuan dalam masyarakat.
Selamat Hari Ibu, Terima kasih atas segala cintamu yang tak terhingga. Selamat seluruh perempuan Indonesia…
#STIEWidyaManggala#HariIbuNasional#MaknaHariIbu#PeranIbu#PendidikanKarakter#CivitasAkademika#PerempuanIndonesia #GenerasiMuda


